TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia membentuk Pusat Penelitian Likuefaksi di Indonesia, yang disebut Nalodo Center, yang akan melibatkan pakar dan peneliti tingkat internasional.
Baca juga: Likuefaksi di Palu Sudah Diprediksi sejak 2012
"Pemerintah Indonesia saat ini tengah menaruh perhatian serius untuk mengembangkan Pusat Penelitian terkait likuefaksi dengan melibatkan banyak praktisi yang akan diberi nama Nalodo Center," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu, 26 Juni 2019.
Sebagaimana diketahui, kata Nalodo berasal dari bahasa lokal di Kota Palu, Sulawesi Tengah, yang berarti terkubur lumpur atau tanah yang tenggelam.
Menteri PUPR mengemukakan hal itu selaku Wakil Ketua High-Level Experts and Leaders Panel (HELP) on Water and Disasters, dalam pertemuan 4th UN Special Thematic Session on Water and Disasters di Markas PBB di New York, Senin (24/6) waktu setempat.
HELP yang kini dipimpin oleh mantan Perdana Menteri Korea Selatan, Han Seung So, merupakan salah satu panel tenaga ahli yang memberikan masukan bagi Sekretariat Jenderal PBB bidang pengelolaan sumber daya air dan penanggulangan bencana.
Pertemuan HELP dihadiri oleh para pengambil keputusan, pucuk pimpinan pemerintahan, para ahli dan praktisi dari berbagai negara, seperti Jepang, Belanda, Korea Selatan, Australia hingga negara-negara Afrika.
Pertemuan HELP sekaligus merupakan forum untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan dalam manajemen bencana, antara lain kejadian gempa bumi di Sulawesi Tengah pada akhir September 2018 yang diikuti dengan tsunami dan likuefaksi.
Diketahui bahwa peristiwa fatalistik tersebut tengah menarik minat para anggota HELP untuk mengkaji lebih jauh.
Terkait dengan Nalodo Center, Menteri Basuki menyebutkan bahwa tujuan utama dari dibentuknya Nalodo Center adalah untuk meningkatkan pemahaman terkait likuefaksi melalui penelitian yang maju dan inovatif, termasuk pengembangan dan penyebaran sistem teknologi canggih penanganan likuefikasi.
Menteri Basuki juga mengajak kerjasama internasional yang lebih erat dalam membangun ketangguhan negara menghadapi bencana.
"Saya ingin meningkatkan kesadaran dunia khususnya untuk negara-negara tertentu yang mungkin memiliki kondisi geologis serupa seperti Palu. Lewat pusat penelitian tersebut, diharapkan dapat dihasilkan penelitian likuefikasi yang semakin kaya dan berkualitas tinggi di seluruh dunia," ujar Basuki.